Afrika – Voice of The usa
Truk-truk Program Pangan Dunia (WFP) yang membawa pasokan makanan dan nutrisi yang sangat diperlukan telah memasuki wilayah Darfur, Sudan, kata badan PBB itu pada Rabu (21/8).
Truk-truk pertama masuk ke kawasan itu pada Selasa (20/8) malam dari Chad melalui pos perbatasan Adre, yang telah ditutup selama enam bulan oleh pihak berwenang Sudan. Truk-truk pertama itu membawa bahan makanan untuk sekitar 13.000 orang di Darfur Barat, tetapi WFP memiliki pasokan untuk sekitar 500.000 orang yang siap masuk melalui pos perbatasan itu.
“Kami sangat perlu menjangkau setiap pelosok Sudan dengan bantuan makanan – dan koridor kemanusiaan serta semua pos perbatasan perlu dibuka agar badan-badan bantuan dapat membawa pasokan setiap hari,” kata Direktur WFP Cindy McCain dalam sebuah pernyataan. “Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah kelaparan yang meluas.”
Krisis kemanusiaan yang parah di negara itu disebabkan oleh perang yang dimulai lebih dari setahun silam antara militer Sudan dan kelompok paramiliter saingannya. Sejak pertengahan April 2023, lebih dari 18.000 orang tewas dalam konflik itu dan lebih dari 33 ribu lainnya terluka, menurut PBB.
McCain mengatakan pembukaan kembali pos perbatasan Adre “sangat penting bagi upaya untuk mencegah kelaparan meluas ke seluruh Sudan, dan pos itu sekarang harus tetap digunakan. Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah mengambil langkah penting ini untuk membantu WFP mengirim bantuan penyelamat hidup bagi jutaan orang yang sangat membutuhkannya.”
Adre ditutup pada Februari lalu, tetapi WFP dapat mengirim dua konvoi kendaraan pada Maret dan April.
Tanpa Adre, WFP terpaksa menggunakan jalur yang lebih jauh ke Darfur Utara melalui pos Tine di Chad. Untuk menjangkau orang-orang di Darfur, WFP harus menggunakan “jalur-jalur panjang dan berbahaya” dari Port Sudan yang mengharuskan konvoi badan PBB itu melewati garis depan pertempuran dan lokasi-lokasi yang dikuasai oleh berbagai kelompok milisi.
PBB telah menyebut Sudan sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Selain tingkat kelaparan yang parah, Organisasi Migrasi Internasional (IOM) melaporkan lebih dari 10,7 juta orang, hampir separuhnya adalah anak-anak, mengungsi di dalam Sudan dan lebih dari 2 juta orang telah melarikan diri sebagai pengungsi ke negara-negara tetangganya.
Mohamed Refaat, kepala misi IOM di Sudan mengatakan awal bulan ini, “Hampir semua orang yang mengungsi di berbagai penjuru Sudan – 97% – berada di daerah-daerah dengan tingkat kerawanan pangan akut atau lebih buruk daripada itu.”
“Selama tiga bulan mendatang, sekitar 25,6 juta orang akan menghadapi kerawanan pangan yang parah karena konflik menyebar dan mekanisme bantuan menipis. Satu dari dua orang berjuang untuk mendapat makanan setiap hari,” katanya. [uh/rs]