Berita – Voice of The united states
Lodge Roosevelt, yang telah menjadi tenggara (landmark) bersejarah di Kota New York selama lebih dari 100 tahun, kembali menghadapi ketidakpastian. Bulan lalu, pemerintah kota mengumumkan rencana untuk mengakhiri fungsinya sebagai tempat penampungan dan pusat pemrosesan migran mulai musim panas nanti.
Lodge ikonik ini dibuka pada 1924 untuk melayani penumpang Grand Central Terminal di dekatnya dan telah melewati berbagai peristiwa bersejarah, dari generation Pembatasan, Depresi Besar, Perang Dunia, hingga tragedi 9/11.
Namun, pandemi COVID-19 pada 2020 membuat resort ini terpaksa tutup akibat merugi. Tiga tahun kemudian, resort ini sempat dibuka kembali sebagai pusat penampungan bagi migran tidak berdokumen yang membanjiri kota.
Selama bertahun-tahun, Roosevelt, yang dijuluki “Grand Dame of Madison Road,” telah menjadi latar belakang bagi banyak movie klasik Hollywood dan acara TV favorit.
Meskipun nasibnya masih belum jelas, masa lalu Roosevelt, yang terekam dalam foto dan movie, mencerminkan sepotong kecil sejarah Kota New York dan Amerika, seperti berikut:
1924: Lodge ini dinamai untuk menghormati Presiden Theodore Roosevelt dan dibuka hanya empat tahun setelah dimulainya pembatasan alkohol, sebuah kebijakan nasional yang berlangsung selama 13 tahun di Amerika Serikat. Meski pembatasan ini membuat beberapa resort di kota terpaksa tutup, kawasan sekitar Grand Central justru berkembang pesat pasca-perang, menarik banyak pengembang komersial, termasuk yang terlibat dalam pembangunan Roosevelt.
Meski bukan resort paling mewah di New York, properti bintang empat ini menjulang tinggi di Midtown Big apple, setinggi 19 lantai mengarah ke cakrawala. Karena pembatasan alkohol, Roosevelt menyimpang dari tradisi dengan menampilkan etalase toko di lantai dasar, menggantikan front room dan bar. Selain itu, resort ini juga menjadi salah satu yang pertama di dunia yang menawarkan layanan hewan peliharaan, penitipan anak, dan dokter di tempat.
1929: Karena alkohol tidak tersedia, Roosevelt menjadi destinasi populer bagi wisatawan dan penggemar musik. Di puncak masa pembatasan, pemimpin band terkenal Man Lombardo dan His Royal Canadians menggelar pertunjukan pertama mereka di Roosevelt Grill dan terus menghibur penggemar selama tiga dekade berikutnya. Penampilan mereka, termasuk lagu “Auld Lang Syne,” menjadi tradisi Malam Tahun Baru yang ikonik.
Majalah Selection bahkan menyebut Lombardo sebagai “satu-satunya orang Kanada yang pernah menciptakan tradisi Amerika,” yang semakin memperkuat warisan Roosevelt.
1943: Raja resort Conrad Hilton membeli Roosevelt, bersama dengan resort The Plaza, dan menyebut Roosevelt sebagai “resort bagus dengan ruangan yang megah,” lalu menempati Presidential Suite-nya. Akuisisi ini menjadikan Hilton sebagai jaringan resort Amerika pertama yang melayani seluruh pesisir.
Empat tahun kemudian, Roosevelt kembali membuat sejarah dengan menjadi yang pertama menyediakan televisi di setiap kamar. Namun, kepemilikan Hilton berakhir pada 1956 ketika perusahaannya terpaksa menjual properti tersebut sebagai bagian dari gugatan antimonopoli yang diajukan pemerintah.
1948: Roosevelt menjadi pusat politik pada pertengahan abad ke-20, berfungsi sebagai markas kampanye calon presiden Partai Republik, Thomas Dewey, pada 1944 dan 1948. Dewey kalah dalam kedua pemilihan dan menyampaikan kedua pidato pengakuan kekalahannya dari resort tersebut. Selanjutnya, resort ini terus menjadi tuan rumah bagi sejumlah acara politik penting lainnya.
1970-an hingga 2010-an: Sejak tahun 1970-an, Roosevelt, dengan fasad neoklasik dan inner bergaya klasik, menjadi lokasi syuting favorit bagi studio Hollywood. Beberapa movie yang diproduksi di sana antara lain: “The French Connection” (1971), “Wall Side road” (1987), “Presumed Blameless” (1990), dan “Maid in Big apple” (2002). Selain itu, beberapa acara TV juga syuting di resort ini, di antaranya “Mad Males” dan “Regulation & Order.”
1979: Lodge ini berpindah tangan beberapa kali sebelum akhirnya Pakistan Global Airways, dengan dukungan dari Pangeran Saudi Khalid bin Faisal Al Saud, mengambil alih pengelolaannya dari keluarga pengusaha actual property New York. Perjanjian tersebut mencakup opsi pembelian resort seharga $36,5 juta setelah 20 tahun, sebuah kesepakatan yang akhirnya diselesaikan oleh maskapai tersebut pada 2000.
Dianggap sebagai aset nasional oleh pemerintah Pakistan, Roosevelt menjadi tempat menginap pilihan bagi perdana menteri Pakistan dan pejabat tinggi lainnya yang berkunjung ke New York. Pada akhir 1990-an, resort ini juga menyelenggarakan pertunjukan langsung di Grand Ballroom yang dibawakan oleh Junoon, band rock terbesar Pakistan.
2020-2023: Dalam beberapa dekade terakhir, Roosevelt menghadapi kesulitan keuangan. Pada 2020, resort ini menutup pintunya untuk tamu dengan alasan “lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya” akibat pandemi. Pada 2023, resort ini mendapat kesempatan baru ketika Kota New York menandatangani kontrak sewa tiga tahun senilai $220 juta untuk menjadikannya tempat penampungan dan pusat pemrosesan migran.
Namun, sewa tersebut hanya menjadi solusi sementara bagi resort yang sedang berjuang. Pada Februari 2024, Wali Kota Eric Adams mengumumkan bahwa kota membatalkan kontrak sewa tersebut, menandai berakhirnya sebuah generation dalam sejarah New York. [ah/ft]