Berita – Voice of The us
Pejabat China sedang mempertimbangkan opsi menjual operasi TikTok di Amerika Serikat kepada miliarder Elon Musk, menyusul tekanan hukum di Amerika yang mewajibkan divestasi kepemilikan China, menurut laporan Bloomberg Information pada Senin (13/1).
Laporan itu, mengutip sumber anonim, menyebut Beijing mempertimbangkan skenario di mana X, perusahaan media sosial milik Musk, akan membeli TikTok dari ByteDance. TikTok kemudian akan dimerger ke dalam platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Laporan tersebut memperkirakan nilai operasi TikTok di Amerika Serikat berkisar antara $40 hingga $50 miliar.
Meski saat ini Musk dikenal sebagai orang terkaya di dunia, Bloomberg mencatat belum jelas bagaimana ia akan merealisasikan transaksi tersebut atau apakah ia perlu menjual aset lainnya.
Pemerintah Amerika Serikat mengesahkan undang-undang tahun lalu yang mewajibkan ByteDance menjual TikTok atau menutup platform populer tersebut. Aturan itu mulai berlaku pada Minggu, sehari sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik.
Washington menuduh TikTok memfasilitasi pengumpulan information dan kegiatan mata-mata oleh Beijing, serta menjadi alat penyebaran propaganda. China dan ByteDance dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
TikTok menentang undang-undang tersebut dan mengajukan banding hingga ke Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang mulai mendengarkan argumen lisan pada Jumat.
Pada sidang tersebut, mayoritas hakim konservatif dan liberal di Mahkamah Agung yang beranggotakan sembilan orang tampak meragukan argumen pengacara TikTok yang menyebut pemaksaan penjualan sebagai pelanggaran hak kebebasan berbicara menurut Amandemen Pertama.
Bloomberg menyebut bahwa pertimbangan Beijing tentang kemungkinan transaksi dengan Musk masih dalam tahap awal. Pejabat China dilaporkan belum mencapai konsensus mengenai langkah yang akan diambil.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa tidak jelas seberapa banyak ByteDance mengetahui perencanaan pemerintah China.
Musk, yang merupakan sekutu dekat Trump, diperkirakan akan memainkan peran penting di Washington dalam empat tahun ke depan.
Musk juga mengelola perusahaan mobil listrik Tesla, yang memiliki pabrik besar di China dan menjadikan negara tersebut sebagai salah satu pasar terbesar bagi produsen mobil itu. [ah/rs]